Minggu, 07 Januari 2018

Penjabaran Makna Laa ilaaha illallah Menurut Imam al-haddad

Penjabaran Makna Laa ilaaha illallah menurut Imam al-haddad, kali ini saya akan berbagi ilmu mengenai makna dari zikir Laa ilaaha illallah yang terjemahannya mungkin kalian pembaca sudah tau arinya yaitu " TIADA TUHAN SELAIN ALLAH ". itu adalah terjemahannya, namun bagaimana kita menjabarkan kalimat zikir Laa ilaaha illallah ini. tentu kita tidak tau kan, mari kita simak penjelasan salah satu ulama terkemuka di dunia yaitu al-allamah al-habib Abdullah bin Alawi al-Haddad, pengarang ratibul haddad. beliau pernah ditanya mengenai makna dari kalimat Laa ilaaha illallah, dan ini lah jawaban beliau.

" Kini kita tiba pada tujuan utama kita, yaitu membahas masalah-masalah agama. Hanya Allah swt yang berkata benar dan hanya dia yang menunjukkan kita ke jalan yang benar yang di ridhoinya. Pernah aku di Tanya tentang makna kalimat laa ilaaha illallah ?

Ketahuilah, bahwa semua ilmu agama dan media nya kembali kepada penjabaran makna kalimat laa ilaaha illallah. Hanya di dalam penjabaran kalimat inilah tercakup adanya kandungan perintah, larangan, janji, ancaman serta masalah-masalah yang berkaitan dengannya. Bagaimanapun ketetapan penjabarannya, maka hal itu hanya sebatas hukum akibat, namun untuk mengetahui motivasinya secara lengkap, tidaklah mudah apalagi untuk mengungkapkan hakikatnya.
Adapun penjabaran maknanya adalah, hal itu suatu ilmu yang di kenal dengan ilmu tauhid, keluasannya bagaikan lautan yang tak bertepi, yang tidak di ketahui kedalamannya. Para ahli ilmu kalam telah berusaha mengarungi keluasannya, para arifin telah berusaha menyelami kedalamannya, mereka semua hanya mendapati berbagai kerahasiaannya dan keajaibannya yang tidak terbilang  jumlah dan nilainya.

Setelah melewati pembahasan dan pemikiran yang luas, maka mereka  mengakui tidak mampu untuk menjabarkan kalimat tersebut secara tepat. Sebab untuk mengetahui ilmu tauhid menurut porsi yang semestinya di perlukanmengenali dzat Allah swt dan sifat-sifat nya yang sulit untuk di jangkau oleh pikiran biasa.

Bahkan, para ahli hakekatpun mengakui tidak mampu untuk mengetahui dzat Allah swt dan sifat-sifatnya yang maha mulia, baik di dunia maupun di akhirat. Maka tidak benar pengakuan yang disebutkan suatu kelompok yang mengaku dapat mengenali dzat Allah swt dan sifat-sifat nya secara keseluruhan. Sebab, untuk mencapai hal itu adalah mustahil.

Apalagi untuk mengenali sesuatu dan sifat-sifatnya secara menyeluruh, maka dibutuhkan pengetahuan yang dapat mengungguli sesuatu yang dikenali beserta sifat-sifatnnya, sedangkan dzat Allah swt dan sifat-sifatnya tidak dapat di ungguli oleh apapun dan oleh siapapun. Sebaliknya dia meliputi dan mengungguli apapun dan siapapun."


Sumber : terjemahan kitab al-Ithaf as-sail bi al-jawab al-masaail (karya al-allamah al-habib Abdullah bin Alawi al-Haddad).

This Is The Oldest Page


EmoticonEmoticon