Senin, 15 Januari 2018

Adab buang air kecil dan besar dalam islam

Adab buang air kecil dan besar dalam islam, Tata kesopanan dalam menunaikan hajat yaitu dalam buang air kecil dan buang air besar. kadang hal sepele seperti ini sering terabaikan oleh kita sebgai orang islam. mari kita simak beberapa adab dalam buang air kecil dan buang air besar.

Seyogya nya untuk menjauhkan diri dari pandangan orang-orang yang melihat (orang yang sedang menunaikan hajat) di padang, dan agar bertutup diri dengan sesuatu, jika ia bisa. Dan agar ia tidak membuka auratnya sebelum sampai ke tempat berjongkok atau buang hajat dalam hal ini buang hajat berarti buang air besar dan kecil).


Agar ia tidak menghadap matahari dan bulan. Tidak menghadap dan tidak membelakangi kiblat kecuali apabila di dalam bangunan, dan beralih dari kiblat itu lebih di sukai juga dalam bangunan.dan jika di padang tertutup dengan kendaraannya maka boleh, kemudian juga dengan ujung kainnya.

Dan agar ia menjaga diri dari berjongkok atau buang hajat di tempat omong-omong manusia, tidak kencing di air yang diam, tidak di bawah pohon dan tidak di batu.

Dan ia agar menjaga diri dari tempat yang keras dan tempat bertiupnya angin karena mensucikan diri dari percikannya.

Dan agar ia bertelekan/bertumpu dalam jongkoknya atas kaki kiri. Jika di dalam bangunan maka ia mendahulukan kaki kiri dalam masuk dan mendahulukan kaki kanan dalam keluar, dan agar tidak kencing dengan berdiri.

Aisyah ra berkata : “Barang siapa berkata kepadamu bahwa nabi saw kencing dengan beridiri maka janganlah kamu membenarkannya.”
Dan umar ra berkata


Artinya : “ Rasulullah saw melihat saya dimana saya sedang kencing dengan berdiri maka beliau bersabda ‘hai umar, jangalah kamu kencing dengan berdiri.’”

Umar berkata : saya tidak pernah kencing dengan berdiri setelah itu.

Didalam hal ini terdapat rukhshah (kemurahan) karena hudzaifah ra meriwayatkan : “Bahwasanya beliau as kencing dengan berdiri, lalu saya membawakan air wudhu lalu beliau wudhu dan beliau mengusap kedua khufnya (sepatu yang menutup mata kaki).

Dan beliau tidak kencing di tempat mandi, beliau saw bersabda : “umumnya was-was itu daripadanya”.

Ibnul Mubarak telah member kelapangan mengenai kencing di tempat mandi, apabila air itu mengalir. At Tirmidi meneyebutkannya.
Beliau saw bersabda :


Artinya : “Salah seorang di antaramu jangan kencing di kamar mandinya kemudian ia berwudhu padanya, karena umumnya was-was itu daripadanya.”

Ibnul Mubarak mengatakan bahwa jika air itu mengalir maka tidak mengapa. Dan ia tidak menyertakan sesuatu yang padanya terdapat nama Allah swt atau Rasulnya saw.

Dan tidak masuk ke kamar kecil dengan terbuka kepala, dan ketika masuk ia mengucapkan :

Doa Masuk Kamar Kecil / WC

Artinya : “Dengan nama Allah saya berlindung kepada Allah dari kekejian yang najis, yang kotor dan dikotorkan oleh syaitan yang terajam.”
Dan ketika keluar mengucapkan :
Doa Keluar dari kamar kecil /wc

Artinya : “Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan daripadaku dari sesuatu yang menyakitkan saya, dan dia mengekalkan bagiku sesuatu yang bermanfaat bagiku.”
Dan hal itu ketika ia di luar kamar kecil.

Dan agar ia menyediakan alat bersuci sebelum ia berjongkok, dan agar ia tidak bersuci dengan air di tempat membuang kotoran itu, agar ia membersihkan diri dari air kencing dengan dehem dan mengeraskan suara 3x, mengurutkan tangan di bawah batang kemaluan.

Dan tidak banyak berfikir tentang pembersihan diri lalu menjadi terserang was-was dan urusan itu menyulitkannya. Basah sedikit yang dirasakan maka hendaklah ia memperkirakannya sisa air. Jika hal itu menjadi ganjalan maka percikkanlah air atasnya sehingga hal itu menguatkan jiwanya dan ia tidak di kuasai oleh setan dengan was-was. Di dalam hadist bahwasanya beliau saw melakukannya yakni beliau memercikkan air.

Orang yang paling ringan pembersihan dirinya adalah orang yang paling mengerti diantara mereka. Maka was-was padanya itu menunjukkan atas sedikitnya pengertian/pemahaman.

Sumber terjemahan kitab Ihya’ Ulumiddin

Ringkasan mengenai pembahasan di atas yang sekiranya bisa di terapkan di kehidupan sehari-hari kita sebgai ummat islam.
  • Buang hajar tidak menghadap kiblat ataupun membelakangi kiblat, berarti kita disuruh antara menghadap ke utara atau selatan.
  • Tidak buang hajat di tempat banyak orang, maksudnya adalah agar bau nya tidak terdengar oleh orang di sekitar.
  • Tidak kencing di air yang diam, tidak di bawah pohon dan tidak di batu dan tempat bertiupnya angin karena mensucikan diri dari percikannya.
  • Ketika buang hajat bertumpu dalam jongkoknya atas kaki kiri
  • Masuk ke tempat buang hajat atau wc mendahulukan kaki kiri dalam masuk dan mendahulukan kaki kanan dalam keluar, dan agar tidak kencing dengan berdiri.
  • membaca doa masuk kamar kecil dan doa keluar dari kamar kecil
  • membersihkan diri dari air kencing dengan dehem dan mengeraskan suara 3x, mengurutkan tangan di bawah batang kemaluan.
  • tidak banyak berfikir tentang pembersihan diri karena hal ini yang akan membuat kita terserang perasaan was-was.
Demikian Adab buang air kecil dan besar dalam islam. apabila ada kekurangan mohon maaf. dan mari kita selalu belajar banyak tentang islam. disinilah tempatnya di islamoke anda bisa belajar mengenai islam secara mendasar.


EmoticonEmoticon